TIMES PALU, GARUT – Kabupaten Garut, sebuah daerah yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga menyimpan kekayaan kuliner yang tak kalah menarik. Salah satunya adalah Burayot, kue tradisional berwarna cokelat keemasan dengan rasa manis legit dan tekstur kenyal yang khas.
Namun, tahukah Anda dari mana asal-usul nama unik 'Burayot' ini? Mari kita telaah lebih dalam mengenai sejarah dan filosofi di balik nama kue lezat ini.
Menurut cerita turun-temurun dari para pembuat kue Burayot di Garut, nama 'Burayot' berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti 'bergantung' atau 'menggantung'.
Penamaan ini tidak terlepas dari proses pembuatan kue itu sendiri. Setelah adonan digoreng hingga matang dan berwarna kecokelatan, kue ini biasanya ditiriskan dengan cara digantung menggunakan tali atau bilah bambu.
Tujuannya adalah agar minyak berlebih pada kue menetes sempurna, menghasilkan tekstur yang tidak terlalu berminyak dan lebih tahan lama. Proses penggantungan inilah yang kemudian menginspirasi penamaan 'Burayot'.
Nama ini terdengar sederhana namun sangat deskriptif, menggambarkan secara langsung salah satu tahapan penting dalam pembuatan kue tradisional ini. Seiring berjalannya waktu, nama tersebut melekat kuat dan menjadi identitas bagi kue manis khas Garut ini.
Selain dari proses pembuatannya, nama cemilan tersebut juga memiliki konotasi lain dalam bahasa Sunda, yaitu sesuatu yang lunglai atau terkulai lemas. Beberapa orang mengaitkan hal ini dengan tekstur kue yang kenyal dan sedikit 'melar' saat digigit.
Meskipun interpretasi ini tidak sekuat alasan penggantungan saat penirisan, namun tetap menjadi bagian dari pemahaman masyarakat terhadap nama kue ini.
Kue manis ini sendiri dipercaya telah ada sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner masyarakat Garut. Keberadaannya tidak hanya sebagai camilan lezat, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sejarah yang patut dilestarikan.
Proses pembuatannya yang masih mempertahankan cara tradisional, serta penggunaan bahan-bahan alami seperti tepung beras, gula aren, dan minyak kelapa, semakin menambah keistimewaan kue ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Asal Usul Nama Burayot, Kuliner Legendaris nan Unik Khas Garut
Pewarta | : Adis Cahyana |
Editor | : Ronny Wicaksono |