TIMES PALU, JAKARTA – Tahun 2025 membawa optimisme baru bagi S.id, platform digital yang telah mencapai 1,5 juta pengguna aktif sejak pertengahan Januari. Dengan total link pendek yang mencapai 15,3 juta, dan situs mikro yang menerima 1,43 miliar kunjungan,S.id semakin mendominasi pasar lokal Indonesia dan mulai menembus pasar global.
Dari 1,5 juta pengguna, 80 persen adalah pengguna lokal dari Indonesia, sementara sekitar 636 ribu pengguna berasal dari 191 negara lainnya. Lima negara dengan jumlah pengguna tertinggi setelah Indonesia adalah Vietnam, India, Amerika Serikat, Hong Kong, dan Bangladesh.
Kemajuan ini menunjukkan bahwa S.id, yang menawarkan layanan pemendek URL (Uniform Resource Locator) dan microsite (biolink), semakin mendapatkan tempat di hati generasi milenial. Pengguna dari berbagai latar belakang dapat berkreasi dan berekspresi di dunia digital melalui platformS.id.
Dari total 15,3 juta tautan yang dibuat di S.id, 95,38 persen atau sekitar 14,5 juta adalah tautan pendek, sementara situs mikro menyumbang sekitar 706 ribu tautan (4,6 persen). Penggunaan platform ini didominasi oleh sektor pendidikan (33 persen), personal branding (21 persen), acara (6 persen), toko daring (5 persen), portofolio (3 persen), dan situs komunitas (3 persen). Hal ini mencerminkan peran besarS.iddalam mendukung pendidikan dan UMKM.
"Kita bangga atas pencapaian ini," kata Atmaji Sapto Anggoro, Direktur PT Aidi Digital Global, pengembang S.id, di Jakarta, Kamis (23/1/2025). "Namun, kami tidak akan berpuas diri dan akan terus meningkatkan keandalan platformS.idagar semakin bermanfaat bagi peradaban digital nasional dan global," tambahnya.
PlatformS.idsangat membantu perusahaan dalam mempromosikan produk atau merek mereka, memungkinkan pengguna untuk mengingat URL yang singkat dan mudah, sepertis.id/Merek-X.Sementara itu, microsite banyak dimanfaatkan oleh guru dan dosen untuk mempublikasikan materi ajar tanpa perlu repot dengan hosting domain. Pelaku UMKM dan penyelenggara acara juga mulai terbiasa menggunakanS.id.
Sebagai platform digital terbuka yang memungkinkan pengguna membuat konten sendiri (User Generated Content), tantangannya sangat besar, terutama terkait keamanan dan kenyamanan pengguna dari ancaman seperti judi online, pornografi, dan phising. Tim pengembang terus berupaya melakukan langkah-langkah pencegahan melalui pemblokiran konten.
S.id berhasil memblokir lebih dari 26.000 akun yang terindikasi penyalahgunaan, menambah 500.000 domain berbahaya, dan 205.000 tautan berbahaya ke dalam daftar blokir. Ini meningkat signifikan dibanding tahun 2014 saatS.idmenambahkan 450.000 domain dan 100.000 tautan berbahaya.
Ancaman yang ditangani S.id mencakup berbagai kategori, dengan 92 persen berupa phising, 0,1 persen spam, 1 persen scam, dan 2 persen konten judi online. Untuk mendukung upaya ini,S.idbekerja sama dengan berbagai pihak kompeten seperti IDADX, NetCraft, PhishLabs, Phishtank, SURBL, VirusTotal, dan URLVoid.
Ke depan,S.id akan terus mengembangkan fungsionalitasnya serta menciptakan aplikasi baru. Selain S.id, pengembang juga membuat aplikasiKlip.iddan 321, yang masing-masing adalah aplikasi frame untuk komunitas serta game trivia dan survei online.
Pengguna S.id terus meningkat sejak pertengahan 2022. Pada tahun 2023, jumlah pengguna mencapai 965 ribu, sedangkan sekarang mencapai 1,5 juta, meningkat sekitar 60 persen. Pengguna microsite S.id juga mengalami peningkatan signifikan, dari 201 ribu pada tahun 2023 menjadi 700 ribu pada tahun 2024. Saat ini, rata-rata kunjungan harian mencapai 37 juta, menarik perhatian bagi mereka yang ingin mempromosikan produk melalui kerjasama bisnis denganS.id.
Keberhasilan platform S.id ini tidak lepas dari dukungan Kementerian Komunikasi dan Digital melalui PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia), yang selalu memberikan masukan tentang kebutuhan platform digital yang sehat dan bermanfaat dari Indonesia. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jumlah Pengguna Mencapai 1,5 Juta, S.id Semakin Berkembang dan Mengglobal
Pewarta | : Revaldhy Taufiqur Rohman (MG) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |