TIMES PALU, PACITAN – Pemerintah kembali menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani di Kabupaten Pacitan. Namun tak semua petani berhak menerima, hanya mereka yang aktif dan produktif yang kebagian jatah.
Tahun 2025 ini, sebanyak 25 kelompok tani produktif di Pacitan dipastikan menerima bantuan alsintan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jenis bantuan yang diberikan meliputi hand sprayer, pompa air, rice transplanter, dan traktor roda dua.
“Kelompok yang kami pilih merupakan petani aktif yang sudah menunjukkan hasil kerja nyata di lapangan. Tujuannya agar bantuan ini langsung berdampak pada peningkatan produksi,” terang Kepala Bidang Sarana, Prasarana, dan Penyuluh Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan, Susilo Budi, Rabu (30/7/2025).
Bantuan alsintan tahun ini menyasar wilayah-wilayah strategis pertanian seperti Kecamatan Tegalombo, Ngadirojo, Kebonagung, Pringkuku, dan Pacitan kota.
Dari jenis alsintan yang disalurkan, hand sprayer menjadi yang paling dominan dengan jumlah dua hingga lima unit per kelompok. Sementara rice transplanter dan traktor roda dua dibagikan masing-masing satu unit, sesuai kebutuhan kelompok dan luasan lahan.
“Nilai bantuannya bervariasi, tergantung jenis dan jumlah unit yang diberikan kepada masing-masing kelompok,” ujar Susilo.
Selain dari dana APBN, Pemkab Pacitan juga mengalokasikan anggaran daerah untuk mendukung modernisasi pertanian. Tahun ini, sebesar Rp450 juta dari APBD dikucurkan untuk pengadaan 12 jenis alsintan tambahan baik untuk alsintan prapanen seperti traktor roda dua maupun alsintan pasca panen seperti chopper.
“Total anggaran dari APBD mencapai Rp450 juta. Ini bentuk dukungan nyata pemerintah daerah kepada petani agar lebih efisien dan produktif,” papar Susilo.
Namun, tidak semua petani bisa serta-merta mendapat bantuan ini. Susilo menegaskan bahwa DKPP menerapkan skema seleksi ketat berdasarkan produktivitas, keaktifan kelompok, serta kesiapan untuk mengoperasikan alsintan secara optimal.
“Bantuan ini bukan sekadar dibagi rata. Kami harus melihat siapa yang benar-benar siap dan layak menerima. Kalau tidak produktif, ya belum kami berikan,” tegasnya.
Bagi kelompok yang belum memperoleh bantuan tahun ini, pemerintah tidak menutup pintu. Program bantuan alsintan akan tetap berlanjut dan diberikan secara bertahap sesuai kesiapan kelompok dan kondisi di lapangan.
“Yang belum dapat bukan berarti diabaikan. Kita akan terus dorong agar mereka aktif dan memenuhi kriteria, sehingga ke depan bisa menjadi penerima berikutnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, semua penerima bantuan akan mendapat pendampingan dari penyuluh pertanian. Tujuannya agar penggunaan alat benar-benar efektif dan tepat guna.
“Modernisasi pertanian tidak cukup hanya dengan alat. Pendampingan sangat penting agar teknologi ini bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan,” pungkas Susilo. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bantuan Alsintan di Pacitan Hanya Petani Aktif, Yang Pasif Tak Dilirik
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |